Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan vokasi di Tanah Air serta mewujudkan link and match dengan kebutuhan industri, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong institusi pendidikan tinggi vokasi mendapatkan kepercayaan (trust) oleh dunia industri dan dunia kerja (IDUKA) salah satunya melalui program “Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri. LSP – P1 Politeknik Negeri Pontianak sebagai salah satu LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang berkesempatan mengikuti program ini menyambut baik upaya penyelarasan antara pendidikan vokasi dan industrI. Pelaksanaan program ini, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak salah satu Jurusan yang melaksanakan skema yaitu skema Teknisi Akuntansi Ahli. Kegiatan Focus Group Discussion yang dilaksanakan oleh Jurusan Akuntansi pada hari ini, Rabu, 4 November 2020 merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan skema tersebut.
Ketua Panitia: Linda Suherma, SE., M.Si (Ketua TUK Akuntansi) mengatakan, bahwa pelaksanaan program ini khususnya pada Skema Teknisi Akuntansi Ahli adalah bagian dari upaya peningkatan produktifitas dan daya saing lulusan Perguruan Tinggi Vokasi, melalui Pendidikan vokasi berbasis kerjasama industri, yang mencakup: Peningkatan peran dan kerja sama industri/swasta dalam pendidikan vokasi, melalui pengembangan sistem insentif/regulasi untuk mendorong peran industri/swasta dalam pendidikan vokasi; Reformasi penyelenggaraan pendidikan vokasi, melalui penguatan pembelajaran inovatif dengan penyelarasan program studi/bidang keahlian mendukung pengembangan sektor unggulan dan kebutuhan industri/swasta; penyelarasan kurikulum sesuai kebutuhan industri; penyelarasan pola pembelajaran; penguatan pelaksanaan pendidikan vokasi sistem ganda (dual TVET system) yang menekankan pada penguasaan keterampilan berbasis praktik dan magang di industri; perluasan penerapan teaching factory/teaching industry berkualitas sebagai salah satu sistem pembelajaran standar industri; revitalisasi dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran dan praktek kerja pendidikan vokasi sesuai standar; peningkatan kerja sama pemanfaatan fasilitas praktik kerja di industri, termasuk unit produksi/teaching factory/teaching industry; peningkatan fasilitasi dan kualitas pemagangan; dan penyusunan strategi penempatan lulusan; Penguatan sistem sertifikasi kompetensi vokasi, terutama dengan pengembangan standar kompetensi sesuai kebutuhan industri; penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pelaksanaan sertifikasi profesi; dan sinkronisasi sistem sertifikasi yang ada di berbagai sector.
Linda menjelaskan, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : Membawa industri ke kampus dalam pencapaian standar kompetensi, yaitu membentuk skema sertifikasi nasional berdasarkan KKNI level 6; Menyusun skema sertifikasi yang ditetapkan dan disusun bersama industri dan asosiasi profesi; Menghasilkan materi uji kompetensi dan perangkat uji sesuai dengan harapan industri; Membentuk tempat uji kompetensi (TUK) mengacu pada standar industri dan bisa menjadi acuan standar nasional.
Selain itu diungkapkannya, kegiatan ini bertujuan : meningkatkan kepercayaan industri terhadap pelaksanaan sertifikasi kompetensi; Menciptakan ekosistem kolaborasi yang baik antara PTV, industri, dan asosiasi profesi dalam memperkuat kemitraan berbasis kerja bersama membangun Indonesia; Meningkatkan awareness publik terkait pendidikan vokasi; Melakukan kolaborasi lintas PTV dengan IDUKA dan asosiasi profesi untuk menghasilkan MUK yang disepakati dan bersifat nasional; Menjadi sarana pemberdayaan LSP/TUK di perguruan tinggi vokasi dalam mempercepat pengakuan pemegang sertifikat kompetensi.
Lebih lanjut dijelaskannya, kegiatan ini sasarannya adalah : Pengembangan Skema Nasional yang dikembangkan difokuskan pada bidang Ekonomi Kreatif; Skema sertifikasi nasional berdasarkan KKNI level 6; Menghasilkan Materi Uji Kompetensi (MUK); Menghasilkan Juknis Tempat Uji Kompetensi (TUK); Menghasilkan kerjasama pengembangan TUK kolaboratif berstandar PTV dan IDUKA, tegasnya.
Ketua Panitia: Linda Suherma, mengungkapkan, diikuti oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) sebagai Nara Sumber: Ketua LSP-P1 PNUP (Ibu Nurniah, SE., MSA., Ak., CA). Sebagai mitra Industri diantaranya Bank Kalbar dan Nara Sumbernya: Kepala Divisi Akuntansi (Bapak Sigit Budi Prasetio, SE., M.Si), Astra Group (Koordinator Wilayah Astra Group Kalimantan Barat) Nara Sumber: Branch Head Taf (Toyota Astra Financial Services): Ibu Meriny Christina. Sedangkan dari mitra Asosiasi: IAI-KAPd Nara Sumber: Sekretaris (Ibu Reskino, SE., M.Si, Ak, CA., CMA., CERA) b. IAI Wilayah Kalimantan Barat Nara Sumber: Ketua (Dr. Haryono., SE., M.Si., Ak., CA., CPA., AseanCPA) dan peserta lainnya seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak.
Hadir dalam kegiatan FGD yaitu Ketua Jurusan Akuntansi Polnep Dr. Sy. Razak Alqadri dan Pembantu Direktur I Drs. Slamet Tarno, M.Si. Sy. Razak mengungkapkan bahwa dosen itu bukan hanya apa yang pernah ia dapatkan pada saat dia kuliah, tetapi persaingan dan perkembangan ilmu terus kita ikuti, terutama dalam bidang ilmu Akuntansi. Dia juga meminta dosen jangan puas apa yang dimiliki sekarang, anda harus belajar terus menerus dan tidak rugi. Sementara itu Pembantu Direktur I yang mewakili Direktur membuka kegiatan FGD, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini (FGD) harus melahirkan dokumen yang merupakan hasil kolaborasi. Kolaborasi diharapkan menghasilkan satu dokumen yang akan digunakan atau diimplementasikan baik, sehingga 8 indikator kinerja utama yang sudah digariskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu akan tercapai. Lebih lanjut dikatakannya, output dari kegiatan FGD Akuntansi harus merupakan bagi bapak/ibu dosen Akuntansi. Sehingga dengan rembukan yang berupa dokumentasi, maka pengembangan penilaian mutu pendidikan tinggi vokasi berstandar industri untuk Teknisi Ahli Akuntansi benar-benar akan membekali mahasiswa/alumni. Ditegaskannya, 8 indikator kinerja utama diantaranya adalah kualitas lulusan, dimana lulusan harus terserap oleh dunia kerja. Lulusan pendidikan vokasi dengan kompetensi yang dimiliki, lulusan dapat mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaannya. Makanya setiap PKL yang saya tandatangani saya wajibkan agar kompetensi yang dimiliki dituliskan, agar dunia industri mengetahui sehingga job yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dia juga meminta seluruh dosen untuk mencari mitra industri yang bertujuan mendukung 8 indikator kinerja utama. Jumlah praktisi yang diundang untuk mengajar terus ditingkatkan, ujarnya berharap.
(Erwandi-Pranata Humas Madya)