Direktur : konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, harus dituangkan di dalam kurikulum

 

Di era industri 4.0 dan guna mendukung Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Jurusan Teknik Mesin Polne melaksanakan Lokakarya Kurikulum Program Studi D3 Teknik Mesin dan Program Studi D1 Operator dan Peralatan Alat Berat. Lokakarya Kurikulum melibatkan praktisi, dunia industri dan dunia usaha, BUMN, Kantor Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Provinsi Kalimantan Barat, alumni Teknik Mesin Polnep dan para dosen Teknik Mesin Polnep, Politeknik Elektronika Surabaya. Kegiatan ini bekerjasama dengan United Tractor dan PLN, Astra dan berlangsung di aula Jurusan Teknik Mesin  dari tanggal 23 sampai 24 November 2020 dan dibuka secara resmi oleh Direktur Polnep H. M. Toasin Asha. Ketua Panitia Mas’ari mengatakan, tujuan lokakarya kurikulum ini untuk merevisi Kurikulum Program Studi D3 Teknik Mesin dan D1 Operator dan Peralatan Alat Berat. Selain itu, untuk mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Operator Bersertifikat Kompetensi. Direktur Polnep H. Muhammad Toasin Asha mengungkapkan, revisi kurikulum dilaksanakan karena tuntutan dunia usaha dan dunia indusri. Peraturan atau kententuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan adanya Dirjen Vokasi, maka pendidikan vokasi sekarang dituntut senantiasa mengikuti perkembangan dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri. Lebih lanjut diungkapkannya, jadi kampus harus merespon apa yang terjadi di dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena itu, keterlibatan stakeholder, dunia usaha dan dunia industri menjadi sangat penting. Apa yang menjadi harapan kementerian sekarang ini di Dirjen Vokasi adalah penerapan konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Bagaimana meningkatkan soft skill mahasiswa di perguruan tinggi vokasi, sehingga dapat menjadi mahasiswa-mahasiswa atau lulusan yang unggul dan berdaya saing dan kompetitif dalam memasuki dunia kerja. Mahasiswa diberi kebebasan untuk melakukan aktifitas pembelajaran baik di luar kampus maupun dalam kampus dan bagi D4 Terapan mahasiswa harus melakukan pembelajaran di luar program studinya minimum selama 30 jam baik dilakukan dalam kampusnya maupun di luar kampusnya. Sedangkan untuk praktek industri minimal dilaksanakan satu semester. Untuk D3 khusus di Polnep, praktek industri minimum dilaksanakan selama tiga bulan. Dia juga meminta apa yang menjadi keinginan dalam  konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, harus dituangkan di dalam kurikulum kita (Polnep). Ditegaskannya, hal yang menjadi penting yaitu kurikulum harus menjadi keharusan dalam merespon perubahan-perubahan. Dalam penyusunan kurikulum harus ada level yang ingin dicapai, ada kompetensi-kompetensi yang harus dirumuskan. Pengalaman nyata dari dosen menjadi penting dalam penyusunan kurikulum, harus berdasarkan capaian kompetensi yang diinginkan. Kurikulum di Politeknik berbeda dengan kurikulum yang ada di Universitas. Penyusunan kurikulum yang harus diperhatikan mata kuliah apakah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri saat ini. Misalnya metode-metode baru yang harus dikembangkan dalam praktek industri. Makanya dosen-dosen jangan hanya di dalam, tapi harus tahu apa yang terjadi di luar. Mungkin di luar terjadi perubahan-perubahan secara signifikan, tegasnya. Ditempat terpisah, Jurusan Akuntansi melaksanakan workshop pemukhtahiran kurikulum Program Studi Diploma III Akuntansi,  Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 23 sampai 24 November 2020, melibatkan dunia industri, termasuk perbankan, dunia usaha dan praktisi, dan Ikatan Akuntansi Kalimantan Barat. Dalam sambutannya, Direktur memintah revisi kurikulum harus mengacu pada konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka serta memperhatikan kebutuhan dunia usaha, dunia industri. Masukan-masukan dari stakeholder menjadi sangat penting termasuk para alumni yang sudah berpengalaman di dunia industri dan dunia usaha.
(Erwandi-Pranata Humas Madya)