Sebagai implementasi meteri perkuiahan, mahasiswa D4 Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak  lakukan kunjungan industri ke Kanwil DJPB Kalimantan Barat. Kunjungan industri mahasiswa didampingi Pembantu Direktur II Endang Kusmana, SE, MM dan Ketua Jurusan Akuntansi Dr. Sy. Razak Alqadri. Melalui kunjungan industri mahasiswa D4 Akuntasi, diharapkan mendapatkan gambaran tentang tugas-tugas Kanwil Ditjen Pembendaharaan, ujar Pembantu Direktur II kepada humas. Lebih lanjut dikatakannya, melalui kunjungan industri mahasiswa D4 Akuntansi merupakan upaya untuk memperkuat komunikasi dan networking jurusan Akuntansi dengan industri termasuk Ditjen Pembendaharaan. Untuk itulah dengan kunjungan ini, magang dan tracer studi manajemen jurusan selalu berusaha menyesuaikan berbagai dinamika dan kebutuhan pasar dengan kurikulum yang di desain. Kegiatan kunjungan industri kali ini diisi dengan pemaparan materi  yang dikemas dalam bentuk seminar sehari oleh Kepala Kanwil DJPB Kalimantan Barat bapak Supendi.  Materi  yang disampaikan oleh Kanwil DJPD Kalimantan Barat mengenai tantangan fiskal tahun 2016 dan kebijakan fiskal nasional. Sebelum memaparkan lebih rinci tentang fiskal, Kanwil DJPB Kalimantan Barat terlebih dahulu memberikan gambaran tentang mekanisme pembentukan Satker BLU diantaranya persyaratan administrasi, teknis yang harus dipenuhi, ujar bapak Supendi Kanwil Ditjen Pembendaharaan Kalimantan Barat dihadapan para mahasiswa D4 jurusan Akuntansi.  Pembentukan Satker BLU sudah ada mekanisme tersendiri dan Kanwil Ditjen Pembendaharaan melaksanakan tugasnya sesuai Tupoksi.
Menyinggung tentang fiskal 2016, Kanwil Ditjen Pembendaharaan memaparkan tantangan fiskal 2016. Menurut dia, tantangan fiskal 2016 diantaranya adalah masih terbatasnya ruang fiskal atau space fiscal. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengeluaran wajib atau belanja mandatory spending dan belanja mengikat atau belanja non discretionary spending yang terlalu besar. Selain itu, perlunya penguatan pola penyerapan anggaran dimana penyerapan anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) belum optimal berkisar 90% sampai dengan 94% sehingga masih perlu ditingkatkan dan penyerapan menumpuk pada triwulan III dan IV. Lebih lanjut utarakannya, perlu penguatan kualitas belanja untuk mewujudkan APBN yang sehat dan produktif. Hal ini merupakan belum optimalnya alokasi belanja. Belanja bersifat produktif (infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM) masih perlu ditingkatkan. Upaya penghematan belanja tidak produktif (perjalanan dinas dan rapat) perlu terus dilakukan serta kualitas belanja daerah masih belum optimal. Dijelaskannya, perlunya pengendalian keseimbangan primer, dimana perlu menjaga kesinambungan fiskal dengan tetap menjaga deficit anggaran pada level yang aman, menjaga rasio utang pada tingkat yang terkendali dan mengendalikan keseimbangan primer. Selain itu, mendorong penerapan creative financing dan untuk mencapai target pendapatan Negara dalam APBN 2016 perlu peran FERUM daerah dan BUMN dalam pembangunan yang harus terus didorong dengan target penerimaan laba BUMN.

Dia juga menjelaskan kebijakan fiskal regional adalah mendukung tercapainya kebijakan fiskal nasional, yaitu : mendukung implementasi nawacita. Implementasi nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI. Selain itu, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing serta kemandirian ekonomi menggerakkan sector domestic. Kebijakan fiskal lainnya adalah mempercepat pembangunan inftrastruktur publik daerah, mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung pencapaian prioritas nasional (Proposal Based). Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah perbatasan, tertinggal dan kepulauan. Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L (dekonsentrasi tugas pembantuan) yang menjadi kewenangan daerah ke DAK. Merealokasi dana transfer lainnya (BOS, TPG, TAMSIL dan P2D2) ke dalam DAK non fisik dan meniadakan kewajiban menyediakan dana pendamping DAK.
Setelah pemaparan selesai, dilanjutkan tanya jawab para mahasiswa D4 Akuntansi kepada narasumber (Kepala Kanwil Ditjen Pembendaharaan).

(Erwandi – Pranata Humas Muda)